Anggrek Tebu tumbuh di halaman MTsN 1 Kotawaringin Timur dan pernah berbunga.
Anggrek ini dikenal sebagai anggrek terbesar di dunia dan dijuluki anggrek raksasa. Disebut Anggrek Tebu karena memiliki bentuk batang yang menyerupai batang tebu yang tingginya mencapai 5 m lho! Anggrek epifit ini tersebar dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
Karakter bunga Anggrek Tebu muncul dari bagian dasar umbi semu dengan panjang tandan hingga 250 cm. Kuntum bunga yang dihasilkan sekitar 40 buah bahkan bisa lebih banyak, diameter bunga 5 cm dengan periode mekar selama 1,5 – 2 bulan. Bunga bercorak indah dengan tampilan warna kuning disertai bintik-bintik berwarna coklat atau merah kehitam-hitaman dan menghasilkan aroma bunga yang harum. Biji yang dihasilkan dari anggrek tebu sangat banyak. Buah berbentuk seperti pir, buah besar memiliki panjang 7 – 15 cm, dan buah yang telah masak menunjukkan warna cokelat.
Anggrek Tebu tumbuh optimal pada suhu 21°C di malam hari dan 27°- 30°C di siang hari, serta membutuhkan sinar matahari langsung. Anggrek ini dapat berkembang menjadi rumpun raksasa dengan berat dari beberapa ratus kilogram hingga satu ton.
Grammatophyllum speciosum, juga disebut Anggrek raksasa, Anggrek harimau, Anggrek tebu atau Ratu anggrek, adalah anggrek terbesar didunia yang merupakan spesies anggrek asli Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Kalimantan, Indonesia (Sumatra, Jawa, Sulawesi) dan Malaysia. Dan telah tercatat di Filipina, New Guinea maupun Kepulauan Solomon. Anggrek tebu terdaftar oleh Guinness Book of World Records sebagai anggrek tertinggi di dunia, dengan spesimen yang pernah tercatat setinggi 7,62 meter (25 kaki) [3]
Anggrek Tebu merupakan tanaman epifit dan juga litofit ( tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh), akarnya berbentuk bundel tebal yang spektakuler. Pseudobulbs silindernya dapat tumbuh hingga panjang 2,5 m.dan berkembang menjadi kelompok raksasa dengan berat dari mulai dari ratusan kilogram hingga lebih dari satu ton. [4] Satu pohon yang dibawa oleh Frederick K. Sander & Co pada tahun 1893 di dekat Pulau Penang di Malaysia memiliki berat mencapai 0,984 ton panjang (=metrik ton). Separuh dikirim ke Pameran Kolumbia di Chicago dan separuh lainnya dikirim ke Singapore Botanic Garden.[5] Pada tahun 1902, spesimen di Singapura telah tumbuh menjadi 47 kaki (14 meter) dengan ketebalan sepuluh kaki (tiga meter) dan secara bersamaan menghasilkan 2090 bunga selebar lima inci ditambah 1110 kuncup yang belum mekar.[6] Baru-baru ini, pada tahun 2000 M, ahli biologi Tim Laman dan Phil Atkinson menemukan satu di Kalimantan dengan lebar 25 kaki (7,6 meter) dan berbunga antara 2500 dan 5000 bunga. Tanaman itu benar-benar mengelilingi pohon inang 150 kaki (46 meter) di atas tanah.[7][8] Tumbuhan anggrek individu tertua juga merupakan G. speciosum. Ditanam di Singapore Botanic Garden pada tahun 1861 oleh Garden Director Lawrence Niven dan stafnya, berusia 154 tahun pada tahun 2015.[9] dan sekarang (2022) akan berusia 161 tahun. Tanaman ini juga memiliki lebar lima meter (16 kaki).
Setiap raceme dapat tumbuh setinggi 3m, menghasilkan hingga delapan puluh bunga, masing-masing selebar 10 cm. Bunganya berwarna kuning dengan bintik merah marun atau merah tua. Bunga-bunga ini luar biasa, karena bunga terendah tidak memiliki bibir dan bunga-bunga ini berfungsi sebagai osmofor untuk seluruh perbungaan dan terus mengeluarkan aroma kimiawi untuk menarik penyerbuk saat bunga terbuka secara berurutan. Itu mekar hanya sekali setiap dua hingga empat tahun. Anggrek ini, bagaimanapun, dapat tetap mekar hingga dua bulan. Setiap bunga dapat tetap segar selama enam minggu.[10] Selain itu, tanaman ini telah ditemukan memiliki potensi manfaat pengobatan; misalnya satu artikel penelitian oleh Harikarnpakdee dan Chowjarean menemukannya secara khusus membantu penyembuhan luka pada manusia.